MANAJEMEN RESIKO

Share on :

MANAJEMEN RESIKO


Setiap membuat keputusan, kita memutuskan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Keduanya membawa konsekuensi resiko. Namun demikian kemudian terdapat pertanyaan apakah bedanya resiko dan ketidakpastian. Bramantyo (2008) memberikan definisi bahwa resiko merupakan keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Sedangkan ketidakpastian sering diartikan dengan keadaan di mana ada beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang berbeda. Tetapi, tingkat kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri tidak diketahui secara kuantitatif. Perbandingan antara resiko dengan ketidakpastian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.






ResikoKetidakpastian
· Ukuran kuantitas (quantity subject) ukuran empiris.· Jenis subyek yang tidak kuantitatif
· Dapat mengukur kemungkinan nilai suatu kejadian dengan fluktuasinya.· Tidak dapat mengukur fluktuasi dengan probabilitas
· Ada data pendukung (pengetahuan) mengenai kemungkinan kejadian· Tidak ada data pendukung mengukur kemungkinan kejadian
· Unknown but unqualified outcomes· Unknown and unquantified outcomes

Kenaikan SPP misalnya, dapat mempengaruhi keputusan calon siswa dalam memilih sebuah sekolah/madrasah. Jika SPP dinaikkan sekolah/madrasah berharap akan dapat membiayai lebih banyak program unggulan, namun demikian jika tidak diantisipasi dan tidak membandingkan dengan lingkungan kompetitif maka akan dapat menurunkan perolehan siswa, yang tentu pada akhirnya akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan sekolah/madrasah tersebut. Namun demikian jika SPP diturunkan juga akan memunculkan resiko, baik itu resiko keuangan dengan menurunnya sekolah/madrasah dalam pengadaan asset, maupun resiko reputasi, yaitu menurunnya reputasi sekolah/madrasah tersebut.
Perubahan kurikulum tentu juga memiliki resiko operasional. Perubahan kurikulum akan memiliki resiko yang berkaitan dengan proses merancang pembelajaran, pengimplementasiannya dalam strategi pembelajaran sampai dengan melaksanakan proses evaluasi pembelajaran. Jika resiko ini tidak diantisipasi bukan hanya tujuan kurikulumnya yang tidak tercapai tetapi juga akan berpengaruh terhadap proses manajemen yang ada di sekolah/madrasah tersebut. Misalnya proses pembelajaran yang menggunakan laboratorium bahasa sebagai sebuah standar pelaksanaan dalam suatu mata pelajaran, maka sekolah/madrasah tersebut harus mengatur penggunaan laboratorium bagi kelas-kelas yang akan menempuh mata pelajaran tersebut. Proses mengatur penggunaan laboratorium adalah perubahan kurikulum.
Pada akhirnya, perubahan kurikulum yang dilakukan di suatu sekolah/madrasah kemudian harus diikuti oleh berbagai perubahan-perubahan yang lain di sekolah/madrasah tersebut. Berbagai perubahan tersebut pada akhirnya akan merubah citra orang terhadap sekolah/madrasah tersebut. Di dalam citra tersebut, reputasi sebuah lembaga terbangun dalam pandangan orang luar terhadap sekolah/madrasah. Proses manajemen resiko tersebut dapat ditulis dengan menggunakan tabel di bawah ini.


mau lanjutannya??? download filenya di bawah ini :


48.48 KB

0 komentar:

Post a Comment

Statistik

Silahkan donasi blog ini agar tetap jalan....